Langsung ke konten utama

Elang Jawa Pembunuh Raksasa

Gelaran Liga 1 2019 menjadi istimewa bagi warga Sleman. Pasal nya tim kebanggan masyarakat Kabupaten ini, PSS mentas di Kasta Tertinggi Sepakbola Indonesia. Terasa spesial karna Super Elang Jawa promosi ke Liga 1 berstatus sebagai juara kompetisi kasta ke dua. Harapan yang setelah sekian lama tertunda akhirnya terwujud. Seluruh elemen pendukung PSS semua sepakat bahwa target untuk Liga 1 2019 tidak perlu terlalu tinggi. Bertahan di kompetisi setidaknya untuk musim pertama setelah kembali adalah sesuatu yang realistis.

PSS memulai persiapan untuk menyongsong liga terhitung pada Januari 2019. Kala itu persiapan dilakukan karna PSS juga masih mentas di ajang Piala Indonesia. Dimulai dengan mempertahankan Seto Nurdiyantoro sebagai caretaker , dan muka muka lama yang membawa PSS ke tahta juara. Pemain baru juga tak luput dari bidikan. 4 pemain asing, seluruhnya wajah baru di persepakbolaan Indonesia sesuai rekomendasi dari Seto. Sedangkan pemain lokal, PSS merekrut beberapa pemain berpengalaman ditambah pemain muda potensial yang justru beberapa berasal dari Liga 2.

Pekan pertama dimulai. Super Elja langsung dihadapkan tim raksasa sekaligus juara Piala Presiden Arema FC. Unggul cepat melalui Brian Ferreira, Arema berhasil menyamakan skor melalui sundulan kepala Sylvano Comvalius. Memasuki babak kedua PSS bermain lebih rapi dan trengginas. Alhasil PSS mampu menjungkalkan Singo Edan dengan skor 3-1. Awal yang baik bagi tim promosi. Namun, justru setelah nya PSS sering mengalami inkonsistensi penampilan, terutama ketika melawan tim selevel. Yang mengkhawatirkan pula, pertandingan tersebut tak jarang yang dimainkan di Stadion Maguwoharjo. Tentu kondisi ini yang dikeluhkan Seto dan Sleman Fans. Mengingat suatu tim wajib tampil konsisten di sistem kompetisi penuh seperti Liga 1.

Kekhawatiran jelas muncul ketika tim ini dihadapkan oleh tim Raksasa. Namun tak di sangka, PSS justru tampil sebalik nya. Beberapa raksasa liga 1 berhasil dibekuk Sang Super Elja. Dimulai ketika melawan Persipura di Mandala Jayapura pada pekan ke-3. Meski tidak menang, 1 gol dari yevhen Bokashvili membuat PSS membawa 1 point berharga dari lawatan ke Bumi Cendrawasih. Setelahnya, The Green Force Persebaya finalis Piala Presiden 2019 dijungkalkan dengan skor 2-1 di Maguwoharjo. Pun dengan Kampiun Piala Indonesia, PSM Makassar dengan skor 3-2. Yang lebih menarik, dalam dua pertandingan tersebut PSS selalu kebobolan lebih dulu, terlebih ketika melawan PSM, laskar Sembada tertinggal 0-2 di paruh pertama. Kisah ajaib lain yang tentu tidak bisa dilupakan oleh Sleman fans yakni ketika melakoni pekan tunda ke markas Los Galacticos Madura United. Beban berat dipikul punggawa Elang Jawa mengingat pada pertandingan sebelum nya, secara mengejutkan takluk di kandang sendiri oleh PSIS Semarang 1-3. Ditambah tokoh sentral di lini belakang, Alfonso de La cruz belum fit 100% selepas menderita cedera. Ekpektasi Sleman fans juga tidak berlebihan, pulang dengan 1 poin, atau asal tidak terbantai saja sudah sesuatu yang bagus. Ditekan terus menerus sepanjang laga oleh tim tuan rumah, membuat PSS kesulitan mengembangkan permainan. Namun lini belakang yang digalang Ikhwan Ciptady dan Asyraq Gufron ditambah penampilan cemerlang Ega Rizky, mampu meredam ketajaman trisula maut Madura, Beto, Andik dan Rakic. Namun cerita lain terjadi di paruh kedua laga. Tak disangka, berkat taktik jitu Seto dan kerja keras pemain, ditambah suntikan motivasi para pejuang Awaydays yang hadir di Madura, PSS berhasil menjungkalkan Sapeh Kerab 0-1. Gol tunggal anak muda potensial, Irkham Zahrul Milla membawa Sleman membawa oleh-oleh poin 3 ke rumah.

Sampai putaran pertama berakhir, tak ada yang memprediksi sebelum nya bahwa tim promosi ini berhasil bertengger di posisi 5 besar klasemen sementara dengan raihan 24 poin. Ditambah Super Elja mampu menyuguhkan permainan pantang menyerah sekaligus sedap dipandang. Tak hanya sampai disitu, secara mengejutkan PSS berhasil menjungkalkan tim tim raksasa, Arema, Persebaya, PSM, harus merelakan pulang dari Maguwoharjo dengan tangan hampa. Kompetisi masih panjang, laga-laga melawan tim besar sudah menunggu, namun dengan spirit seluruh elemen sepakbola Sleman, rasanya target bertahan di liga 1 mungkin tercapai. Jadi, jungkalkan raksasa lagi, PSS?  

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Alfred Riedl dan Indonesia

Alfred Riedl. Siapa yang tak kenal dengan sosok satu ini terutama bagi pecinta sepakbola timnas Indonesia. Selasa waktu Austria, Alfred Riedl menghembuskan nafas terakhirnya. Kenangan akan sosok bertangan dingin kala membesut timnas Garuda kembali muncul. Kala pertama kali menukangin timnas berlaga di AFF 2010, semua mata langsung tertuju padanya. Kemampuan mengolah taktik dan disiplin terhadap pemain mampu menghadirkan permainan yang cantik diperagakan Irfan Bachdim dan kolega. Meluluhlantakkan Malaysia 5-1 di laga pembuka dan menyingkirkan Thailand 2-1 menjadi bukti. Meski pada akhir turnamen gelar runner up yang berhasil di capai, timnas ini dianggap menjadi salah satu timnas Indonesia terbaik pada dekade ini.  Riedl menjadi sosok yang begitu dicintai publik sepakbola tanah air. Di tengah ketidakberesan federasi setiap tahun, sosok berusia 70 tahun tersebut tetap bersedia menukangi timnas. AFF 2014 menjadi kesempatan kedua beliau. Naas, tak lolos fase grup serta untuk pertama k...

Lekas Terbang Tinggi Super Elja!

Tulisan ini pernah dimuat di Football-tribe.com , 26 Maret 2020 https://football-tribe.com/indonesia/2020/03/26/lekas-terbang-tinggi-super-elja/ Musim liga 1 2020 menjadi musim kedua bagi Super Elang Jawa, PSS Sleman mentas di kasta teratas. Harapan tampil lebih baik dari musim sebelum nya tentu disematkan kepada sang kebanggaan. Finish di posisi 8 akhir kompetisi, manajemen menargetkan musim 2020 untuk finis di 5 besar. Namun, agak nya harapan itu sulit untuk terealisasi. Bukan tanpa sebab jika melihat komposisi solid pemain PSS musim lalu justru hengkang satu per satu tak terkecuali nahkoda tim Seto Nurdiyantoro. Brian Ferreira, Haris Tuharea, Kushedya Hari Yudho, menjadi segelintir pemain yang memilih membela panji tim lain. Sedangkan Seto bergabung dengan tim tetangga PSIM Yogyakarta. Hal ini yang membuat beberapa Sleman Fans geram terhadap kinerja manajemen yang tidak serius mempertahankan pemain kunci. Problematika lain yakni manajemen dan jajaran PT.PSS belum secara s...

Tell the World, We are CHAMPIONS of England!

Penantian selama 30 tahun terbayar sudah. Hari ini, 26 Juni 2019 dinihari waktu Indonesia Liverpool Football Club meraih trophy liga nya yang ke 19 atau yang pertama di era Premier League. Kepastian juara Liverpool ditentukan oleh kemenangan Chelsea atas Manchester City yang berada di ranking 2 klasemen. Dengan laga yang menyisakan 7 pertandingan, secara matematis City tidak dapat mengejar Liverpool di posisi teratas klasemen dengan koleksi 86 poin saat ini. Gelar ini melengkapi 3 gelar Continental yang direngkuh The Reds musim lalu, UEFA Champions League, UEFA Super Cup, dan FIFA Club World Cup. Trophy juara Liga musim 2019/2020 juga menjadi penebus kegagalan Henderson dan kolega meraih nya pada musim lalu yang harus puas menjadi runner up dengan selisih 1 poin saja dari juara Manchester City. and once again, Thank you Liverpool. Thank you Jurgen Klopp. Thank you for all the players. Thank you for all the staff. and thank you for all the Kopites all around the world! Tell the World, W...