Tulisan ini pernah dimuat di Football-tribe.com , 26 Maret 2020
https://football-tribe.com/indonesia/2020/03/26/lekas-terbang-tinggi-super-elja/
Musim liga 1 2020 menjadi musim kedua bagi Super Elang Jawa, PSS Sleman mentas di kasta teratas. Harapan tampil lebih baik dari musim sebelum nya tentu disematkan kepada sang kebanggaan. Finish di posisi 8 akhir kompetisi, manajemen menargetkan musim 2020 untuk finis di 5 besar. Namun, agak nya harapan itu sulit untuk terealisasi. Bukan tanpa sebab jika melihat komposisi solid pemain PSS musim lalu justru hengkang satu per satu tak terkecuali nahkoda tim Seto Nurdiyantoro. Brian Ferreira, Haris Tuharea, Kushedya Hari Yudho, menjadi segelintir pemain yang memilih membela panji tim lain. Sedangkan Seto bergabung dengan tim tetangga PSIM Yogyakarta. Hal ini yang membuat beberapa Sleman Fans geram terhadap kinerja manajemen yang tidak serius mempertahankan pemain kunci. Problematika lain yakni manajemen dan jajaran PT.PSS belum secara serius memenuhi 8 tuntutan dari suporter terutama Brigata Curva Sud untuk kemajuan tim PSS. Kepengurusan PT sendiri memang pada akhirnya sudah berganti tampuk kepemimpinan. Namun geliat pemenuhan tuntutan masih belum menemui titik terang. Hal itu lah yang membuat Brigata Curva Sud memboikot untuk tidak hadir di stadion selama tuntutan belum dipenuhi. 3 pertandingan awal PSS, 2x away dan 1x Home terasa sepi tanpa nyanyian dari penghuni tribun selatan tersebut. Meskipun Slemania dan beberapa Sleman fans masih mengawal perjuangan laskar sembada, namun tidak ada dukungan moril 100% penuh dari seluruh pecinta PSS terhadap punggawa masih sangat terasa dalam mendongkrak mental para pemain di lapangan.
Selain hal non teknis, hal teknis di lapangan yakni permainan juga masih jauh dari harapan. 2 kekalahan dan 1 hasil imbang di kandang menjadi sebab nya. PSS kini tertahan di zona merah posisi 16 klasemen dengan baru mengumpulkan 1 poin. Permainan PSS Sleman asuhan Dejan Antonic terutama di babak pertama dalam setiap laga masih jauh dari kata memuaskan. Ketika memasuki babak kedua permainan selalu lebih hidup. Namun sepakbola tidak hanya satu babak. Tampil baik dan konsisten di dua babak menjadi syarat mutlak bagi tim untuk meraih poin. Kekalahan PSS memang selalu dengan margin 1 gol. Skor 2-1 ketika bertandang ke PSM dan juga Persib Bandung. Namun, kekalahan tetaplah kekalahan, yang berujung tanpa poin di genggaman. Kelemahan lain dalam permainan juga tampak dari antisipasi bola mati. 2 gol PSM Makassar semua nya lahir dari bola mati. Freekick cantik Ferdinand Sinaga gagal dihadang Ega Risky, dan sundulan kepala Husen El Dor memanfaatkan lagi-lagi freekick Ferdinand menjadi penutup 2 gol PSM di Mattoangin. Lebih spesifik kelemahan PSS ada di duel udara. Pekan ke 3 liga, Persib juga menghukum PSS dengan hal serupa. 1 gol dari Wander Luiz di pertengahan babak pertama menggunakan sundulan kepala mematikan yang bersarang di sudut kanan atas gawang Ega Risky. Pekerjaan rumah yang sejati nya sudah terlihat dari musim lalu ketika beberapa kali gawang PSS jebol melalui skema bola mati lawan.
Tak hanya kesolidan lini belakang yang masih menjadi pekerjaan rumah berat Dejan, lini tengah dan depan pun sama saja. Hanya mampu mencetak 2 gol dari 3 pertandingan menjadi catatan negatif yang tak terbantahkan betapa belum padu nya lini tengah yang dipimpin Zah Rahan dengan Irfan Bachdim dan Yevhen di lini serang. Terlihat jelas dari 2 pertandingan di mana ketiga nya bermain, suplai bola ke lini depan belum terlalu mengalir dengan baik. Hal yang dapat dimaklumi sebenarnya, mengingat ketiga nya tidak hadir bersamaan dalam tim PSS Sleman. Butuh latihan intens lebih lama dan menit bermain yang lebih banyak untuk memadukan ketiga nya. Yevhen sendiri yang musim lalu mencetak 16 gol nampak masih kelimpungan di awal musim ini setelah belum maksimal nya suplai bola kepada diri nya setelah ditinggal Brian Ferreira dan Haris Tuharea. Satu gol baru dicetak mantan pemain timnas U-17 Ukraina tersebut, itu pun melalui titik putih kala bersua PSM. Sedangkan Zah Rahan yang baru bermain di pertandingan kedua juga masih mencari chemistry dengan tandem baru nya di lini tengah PSS yang lebih dahulu di isi oleh Batata. Kehadiran banyak pemain baru ditambah nahkoda anyar ini juga yang nampak nya membuat permainan Super Elang Jawa harus dibangun lagi dari titik nol. Pemain lama yang sebelum nya bekerjasama dengan Seto juga harus segera beradaptasi dengan gaya main Dejan Antonic.
Kini, liga ditangguhkan sementara akibat pandemi COVID-19. Kesempatan yang awal nya dapat dimaksimalkan untuk berlatih intens dan memantapkan strategi permainan juga terpaksa harus tertunda. Namun sejati nya para pemain tetap dapat memanfaatkan kondisi ini dengan menganalisis permainan mereka secara individu maupun tim melalui video. Irfan Bachdim terlihat sudah melakukan hal demikian menilik dari unggahan nya di sosial media.
Terdekat apabila kompetisi kembali dilanjutkan, PSS akan bersua PSIS Semarang. Lawan yang jelas tidak mudah. 2 kali kekalahan saat berjumpa musim lalu menjadi sebab. Ditambah Mahesa Jenar kini berada di papan atas dengan raihan 6 poin. Kerja keras menjadi syarat mutlak punggawa untuk meraih 3 poin perdana. Perjalanan PSS di kompetisi masih sangat panjang, tentu 3 pertandingan awal belum dapat menjadi tolak ukur permainan tim. Saat ini sebagai Sleman fans kita hanya bisa mendoakan tiga hal, pandemi COVID-19 segera berakhir, liga tercinta dapat segera berlanjut dan tentu saja, Sang Kebanggaan Super Elang Jawa dapat segera terbang lebih tinggi di kompetisi. Salam.
Tulisan ini pernah di muat di football-tribe.com pada 26 Maret 2020 https://football-tribe.com/indonesia/2020/03/26/lekas-terbang-tinggi-super-elja/
Komentar
Posting Komentar