#ThiagoFriday, tagar yang digaungkan di lini masa sosial media ketika pengumuman resmi Thiago Alcantara mendarat di Anfield. Akhirnya Liverpool menuntaskan saga transfer gelandang asal Spanyol dengan mahar sekitar 25 juta Euro. Banyak pihak pada awalnya meragukan keputusan The Reds membajak Thiago dari Munchen. Salah satu faktor karena usia Thiago yang akan menginjak kepala 3 tahun depan. Tapi nampaknya tidak bagi Juergen Klopp. Klopp paham betul kualitas sang gelandang.
Datangnya Thiago bagi saya sendiri sebagai fans adalah suatu berkah yang luar biasa. Liverpool memang tampil sangat baik dalam 2 musim terakhir, namun ada satu kekurangan yang sangat menonjol. Dalam beberapa laga terakhir, Liverpool sering kesulitan ketika menghadapi lawan yang bermain terlalu dalam, ditambah dimatikannya pergerakan duo fullback Trent Alexander Arnold di kanan dan Andy Robertson di kiri. Solusi dapat di dapatkan dari sektor tengah, namun apa daya gelandang-gelandang Liverpool bertipe pekerja keras. Pada situasi seperti ini dibutuhkan sosok pemain bertipe playmaker yang mampu mengirimkan umpan-umpan kejut ke lini pertahanan lawan. Hal ini ada pada diri Thiago.
Kemampuan membaca permainan, kejelian mengirimkan umpan panjang maupun pendek menjadi atribut spesial pemain 29 tahun ini. Satu hal lain yang tak banyak dilihat adalah Thiago kerap menjadi pemutus pertama serangan lawan. Tak heran mengingat posisi ketika bermain lebih banyak di depan 2 bek tengah. Posisi Thiago dalam sepakbola sering disebut deep lying playmaker atau pemain pengatur tempo permainan namun berada posisi yang lebih dalam.
Kini, banyak opsi tersedia di lini tengah bagi Klopp. Dengan kualitas dan pengalamannya, Thiago nampak tak perlu waktu lama untuk beradaptasi dengan kerasnya Liga Inggris. Dan bagi saya, Thiago kepingan adalah yang telah ditemukan. Kepingan yang akan melengkapi puzzle permainan Merseyside Merah.
-Muhammad Suria-
Komentar
Posting Komentar