Langsung ke konten utama

Problematika Liverpool



Liverpool secara mengejutkan terbantai oleh Aston Villa 7 gol berbalas 2 pada pekan 4 liga Primer Inggris. Hasil yang di luar dugaan. Terakhir kali Liverpool mengalami kebobolan lebih dari 5 gol terjadi pada 2014 kala dicukur tuan rumah Stoke City 6-1 pada laga yang sekaligus menjadi perpisahan bagi Sang Kapten Steven Gerrard.

Tanda-tanda ketidak pedean pendukung terjadi ketika beberapa jam sebelum laga Alisson dinyatakan mengalami cedera ketika latihan sehingga tak dapat tampil di Villa Park. Bahkan jauh sebelumnya, Mane dan Thiago sudah dipastikan absen karena positif virus corona. Meski begitu deputi Alison, Adrian diharapkan mampu tampil baik seperti ketika melawan Arsenal pada laga Piala Liga tengah pekan kemarin. 

Namun harapan tak menjadi kenyataan. Blunder Adrian di menit awal ketika akan memberi umpan ke Joe Gomez yang justru mendarat ke kaki pemain Villa berujung gol pertama Villa. Setelahnya, para pemain lain tampil gugup tak seperti biasanya. Kepercayaan terhadap kiper sedikit memudar. Mental pemain Liverpool terganggu. Kejadian yang memberikan efek domino. Hasil akhir mencerminkan hal tersebut. 

Saya pribadi melihat problem ada di beberapa sektor bahkan sejak akhir musim lalu sampai pekan awal liga yang patut mendapat perhatian

Penjaga Gawang

Bukan rahasia umum bahwa Adrian kerap membuat kesalahan elementer yang berujung gol bagi lawan. Adrian sendiri memang bukan kiper dengan kualitas mumpuni. Ditambah faktor usia yang sudah tak muda. Terbaru tentu saja ketika melawan Aston Villa. Saya rasa sudah saatnya Klopp berpikir untuk segera mendatangkan kiper pelapis yang sedikit mumpuni atau setidaknya lebih baik ketimbang Adrian. Hal ini didasarkan pula bahwa Alisson belakangan mulai sering diterpa cedera.

Sektor Bek Tengah

Virgil Van dijk terlihat tak seperti ketika awal kedatangan. Permainannya sedikit menurun, tak segarang biasanya. Faktor beberapa gelar yang di dapat lantas menjadi puas wajar kiranya menjadi salah satu sebab. Blundernya pada pekan pertama dapat menjadi puncak penurunan Virgil. Namun, sang pemain masih menjadi salah satu pemain terbaik The Reds. Masalah justru datang dari para partner. Joe Gomez dan Matip lebih seing menjadi pasin "BPJS" alias sering mengalami cedera. Matip bahkan belum bermain di musim baru, sedangkan Gomez masih sama, penampilan yang naik turun. 

Bek Kanan

Trent Alexander Arnold sedikit mengalami penurunan di awal musim ini. Selain baru mencatat satu assist, penampilannya juga jauh dari kata memuaskan. Sisi bertahan Arnold memang menjadi sorotan semenjak musim lalu. Dan di awal musim ini nampak belum mengalami perbaikan. Cedera di saat pre season dapat menjadi faktor. Dirinya tak ikut bermain dalam laga pemanasan tim. Deputi bek kanan nampak juga jauh dari harapan sama seperti penjaga gawang. Neco Williams masih berada dua level di bawah TAA. Ini tentu menjadi pekerjaan rumah bagi Klopp

Striker

Banyak yang menilai peran Firmino krusial bagi lini depan meski tak mencetak gol bahkan beberapa laga. Memang betul, saya sepakat. Tapi jangan lupa bahwa Firmino tetaplah seorang striker yang tugasnya mencetak gol. Tak cuma untuk memenangkan tim, gol juga dapat meningkatkan kepercayaan diri seorang pemain. Selain keran golnya menurun (belum mencetak gol di 4 pertandingan liga) permainan Firmino juga beberapa kali tak memuaskan. First touch, decision making yang kurang tepat, sebagai contoh ketika sudah 1 on 1 dengan kiper lawan, Firmino kadang tak langsung melakukan shooting namun justru mengoper ke kawan. Insting egois harus dimiliki seorang striker dan sesekali harus dikeluarkan. Ini yang sering luput dari Firmino. 

Tentu permasalahan tak dapat dilepaskan dari satu dua posisi saja, melainkan tim secara keseluruhan. Namun, pos-pos yang mencolok untuk diperbaiki menjadi hal wajib mendapat perhatian. Para pemain baru belum dapat dinilai secara utuh, Tsimikas baru bermain satu kali di piala liga, Thiago pun total baru 45 menit bermain, sedangkan Jota baru melakoni dua laga dan sudah mencetak satu gol. Para pemain lama juga nampaknya harus segera di motivasi lagi oleh Klopp dan jajaran staff. Nampak sekali motivasi pemain sedikit menurun setelah mendapatkan gelar juara liga. Rasa lapar dan haus akan gelar harus senantiasa ditanamkan ke diri para pemain. Perjalanan memang masih terlalu dini, pun masih ada bursa transfer musim dingin, apapun masih bisa terjadi.

Kekalahan pertama dapat menjadi pengingat tim untuk selalu membumi, dan semoga menjadi pemicu di laga selanjutnya, sekaligus menjadi pengingat bagi para fans dan suporter untuk tak jumawa. 

Saya suka dengan kata-kata Juergen Klopp, "Saya berfikir 98% dari Sepakbola adalah tentang menghadapi kegagalan dan masih bisa tersenyum dan mencari kebahagiaan dalam permainan selanjutnya." 

You'll Never Walk Alone!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Alfred Riedl dan Indonesia

Alfred Riedl. Siapa yang tak kenal dengan sosok satu ini terutama bagi pecinta sepakbola timnas Indonesia. Selasa waktu Austria, Alfred Riedl menghembuskan nafas terakhirnya. Kenangan akan sosok bertangan dingin kala membesut timnas Garuda kembali muncul. Kala pertama kali menukangin timnas berlaga di AFF 2010, semua mata langsung tertuju padanya. Kemampuan mengolah taktik dan disiplin terhadap pemain mampu menghadirkan permainan yang cantik diperagakan Irfan Bachdim dan kolega. Meluluhlantakkan Malaysia 5-1 di laga pembuka dan menyingkirkan Thailand 2-1 menjadi bukti. Meski pada akhir turnamen gelar runner up yang berhasil di capai, timnas ini dianggap menjadi salah satu timnas Indonesia terbaik pada dekade ini.  Riedl menjadi sosok yang begitu dicintai publik sepakbola tanah air. Di tengah ketidakberesan federasi setiap tahun, sosok berusia 70 tahun tersebut tetap bersedia menukangi timnas. AFF 2014 menjadi kesempatan kedua beliau. Naas, tak lolos fase grup serta untuk pertama k...

Liga Inggris 2020/2021, Chelsea Los Galacticos Baru?

Ben Chilwell Bukan Manchester City ataupun juara liga Inggris Liverpool yang jor-joran belanja pemain pada musim panas ini, melainkan Si Biru dari London Barat, Chelsea.. Ya, klub milik taipan Rusia Roman Abramovich yang musim lalu finish di posisi 4 nampak sangat royal mengeluarkan uang untuk target belanja yang diinginkan. Namun apakah ini bisa disebut pemborosan bagi Chelsea di tengah situasi pandemi yang tak menentu? Mungkin iya mungkin tidak. Perlu diketahui Chelsea sendiri pada musim lalu menerima sanksi dari UEFA larangan transfer pemain selama satu tahun. Praktis Chelsea hanya mengandalkan para pemain dari akademi. Pun ketika Januari lalu ketika hukuman larangan transfer sudah dicabut, Chelsea juga tak membeli pemain. Ini yang membuat Chelsea sebenarnya memiliki "tabungan" untuk dibelanjakan di jeda transfer ini. Pemain-pemain yang didatangkan the Blues bukan pemain sembarangan, sehingga wajar harga mereka tidak murah. Berikut daftar pemain yang didatangkan 1. Haki...

Tell the World, We are CHAMPIONS of England!

Penantian selama 30 tahun terbayar sudah. Hari ini, 26 Juni 2019 dinihari waktu Indonesia Liverpool Football Club meraih trophy liga nya yang ke 19 atau yang pertama di era Premier League. Kepastian juara Liverpool ditentukan oleh kemenangan Chelsea atas Manchester City yang berada di ranking 2 klasemen. Dengan laga yang menyisakan 7 pertandingan, secara matematis City tidak dapat mengejar Liverpool di posisi teratas klasemen dengan koleksi 86 poin saat ini. Gelar ini melengkapi 3 gelar Continental yang direngkuh The Reds musim lalu, UEFA Champions League, UEFA Super Cup, dan FIFA Club World Cup. Trophy juara Liga musim 2019/2020 juga menjadi penebus kegagalan Henderson dan kolega meraih nya pada musim lalu yang harus puas menjadi runner up dengan selisih 1 poin saja dari juara Manchester City. and once again, Thank you Liverpool. Thank you Jurgen Klopp. Thank you for all the players. Thank you for all the staff. and thank you for all the Kopites all around the world! Tell the World, W...